Kamis, 03 November 2011

Tobat dan bersihkan diri di arofah

MAKKAH - "Haji adalah Arafah". Begitulah jawaban Rasulullah Muhammad SAW saat ditanya penduduk Najed mengenai lebih dari seribu tahun lalu.

"Barangsiapa yang datang sebelum salat fajar dari malam harinya, sesungguhnya yang bersangkutan telah berhaji" hadist riwayat Ahmad.

Wukuf adalah kegiatan paling utama dalam berhaji. Jika seseorang tidak dapat melaksanakan wukuf dengan baik maka tidak sahlah ibadah hajinya. Karenanya, sepalipun sakit calon jamaah hanya yang masih mampu akan ditandu untuk dilakukan safari wukuf.
Dalam bahasa Arab wukuf berarti berdiam diri. Seseorang yang menjalani ibadah haji haruslah berdiam diri dan berdoa di padang Arafah, padang luas di sebelah timur Kota Makkah.
Kegiatan ini dilaksanakan hanya pada satu hari (siang hari) pada tanggal 9 Dzulhijjah pada penanggalan Hijriyah. Pada tahun ini tanggal 9 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu, 5 November 2011.
Arafah adalah sebuah lembah yang terletak di antara Muzdalifah dan Thaif. Padang tandus yang terbentang mulai dari perbatasan kawasan Arafah sampai di gunung yang dinamakan Jabal Arafah. Yang mengelilingi lembah ini mulai dari arah timur berbentuk seperti setengah lingkaran.

Di ujung sebelah selatan adalah jalan menuju Thaif dan ujung utara terdapat Jabal Rahmah. Di sebelah barat terdapat sebuah bukit bebatuan, di tempat inilah Rasulullah berkhutbah. Di bawahnya terdapat sebuah musholla yang dikenal dengan nama mesjid Shakrat. Jarak antara batas awal Arafah dengan kaki gunung Arafah sekitar 1.500 meter.
Di Arafah inilah Rasulullah menyampaikan khutbahnya yang terkenal dengan nama khutbah wada’ atau khutbah perpisahan, karena tak lama setelah menyampaikan khutbah itu beliaupun wafat.

Di saat itu, ayat Al-Qur’an, surat al-Maa’idah ayat 3 turun sebagai pernyataan telah sempurna dan lengkapnya ajaran Islam yang disampaikan Allah SWT melalui Muhammad saw. Firman Allah SWT : “..Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu…”.

Arafah juga merupakan tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa setelah dipisahkan Allah SWT selama 200 tahun setelah diturunkan dari Surga karena melanggar perintah Allah dengan memakan buah Khuldi.

Setelah bertemu di Jabal Rahmah, Nabi Adam dan Siti Hawa memohon ampun atas keselahan mereka selama puluhan tahun di padang Arafah. Kemudian Allah mengampuni Nabi Adam dan Siti Hawa. Di Arafah juga lah Allah memberi ampunan pertama kali kepada manusia.

Di dalam hadits qudsi Allah berfirman bahwa:“Lihatlah kepada hamba-Ku di Arafah yang lesu dan berdebu. Mereka datang kesini dari penjuru dunia. Mereka datang memohon rahmat-Ku sekalipun mereka tidak melihatku. Mereka minta perlindungan dari azab-Ku, sekalipun mereka tidak melihat Aku”
Allah sangat memuliakan hari wukuf di Arafah. Hari itu, Allah mendekat sedekat-dekatnya kepada orang-orang yang wukuf di Arafah untuk mendengarkan ungkapan dan keluhan hati mereka, menatap dari dekat wajah dan perilaku mereka.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “ . . . Ia (Allah) mendekat kepada orang-orang yang di Arafah. Dengan bangga Ia bertanya kepada para malaikat, Apa yang diinginkan oleh orang-orang yang sedang wukuf itu ?“
Pada hari itu, Allah senang sekali jika mereka berdoa kepada-Nya. Ia mengabulkan semua doa mereka disana, sebagaimana tersebut dalam hadist yang lain :

Sabda Rasullullah saw : “Di antara berbagai jenis dosa, ada dosa yang tidak akan tertebus kecuali dengan melakukan wukuf di Arafah” (disanadkan oleh Ja’far bin Muhammad sampai kepada Rasulullah saw).

Bahkan Allah murka ketika manusia tidak yakin dosanya diampunkan di Arafah, seperti sabda Rasullullah saw : “Yang paling besar dosanya di antara manusia adalah seseorang yang berwukuf di Arafah lalu berprasangka bahwa Allah tidak memberinya ampun” (Al Khatib dalam kitab Al-Muttafaq wal Muftaraq)

Meski hanya beberapa jam saja, wukuf di Arafah sangat berarti. Sungguh sangat penting berdoa di Arafah, disaksikan dari dekat oleh Allah SWT dan dibangga-banggakan-Nya di depan para malaikatnya.

“Hai malaikat-Ku ! Apa balasan (bagi) hamba-Ku ini, ia bertasbih kepada-Ku, ia bertahlil kepada-Ku, ia bertakbir kepada-Ku, ia mengagungkan-Ku, ia mengenali-Ku, ia memuji-Ku, ia bershalawat kepada nabi-Ku. Wahai para malaikat-Ku ! Saksikanlah, bahwasanya Aku telah mengampuninya, Aku memberi syafaat (bantuan) kepadanya. Jika hambaku memintanya tentu akan Kuberikan untuk semua yang wukuf di Arafah ini.

Momen Arafah merupakan kesempatan bagi jamaah haji untuk merenung, mengingat dosa-dosa yang pernah diperbuat. Kemudian menengadah ke langit meminta ampun kepada Allah SWT, serta tidak mengulanginya lagi setelah haji. Usai haji jadilah pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, amien. (dari berbagai sumber).

Rabu, 02 November 2011

Pancasilanya para koruptor


1. Keuangan Yang Maha Kuasa
2. Korupsi yg adil dan merata
3. Persatuan mafia hukum Indonesia.
4. Kekuasaan yg dipimpin oleh nafsu kebejatan dlm persekongkolan dan kepura puraan
5. Kenyamanan Sosial bagi seluruh keluarga pejabat dan Wakil Rakyat.

lika-liku kehidupan

Ada yang bilang kehidupan itu berawal dari B dan berakhir D.
B= Birth (lahir) dan D=Dead (meninggal).
Tapi diantara B dan D ada C= Choise (pilihan)
Hidup selalu menawarkan pilihan....

Tersenyum atau marah..
Mencintai atau membenci...
Bersyukur atau mengeluh...
Memaaafkan atau balas dendam...
Berharap atau putus asa...

Tidak ada pilihan tanpa konsekuensi, akan tetapi allah selalu memberikan yang terbaik.
Renacana kita memang indah, tapi rencana Allah yang paling terindah. hidup kita baik-baik saja, tapi hidup bersamanya akan lebih sempurna.
Pekerjaan kita menjanjikan tapi, berkatNYA menjadikan kita kaya.
kekuatan tangan bisa menjadikan kita hebat, tapi kekuatan Allah bisa menjadikan kita luar biasa.
Sebab allah bukan hanya mencukupi apa yang kita perukan, Tapi DIA memeberi dengan kelimpahan.
Kawan,,, jika detik ini anda kalut, marah, sedih, duka nestapa, yakinlah you note alone,, anda tidak sendiri.
Sikaplah nestapamu dengan kontrol diri secara dewasa
"Dahlan Iskan"

Selasa, 01 November 2011

Filosofi kehidupan

Eling Lan Waspodo
Hidup laksana orang mampir minum
Sebentar dan tak lama
Namun kebanyakan manusia lupa
Kita sering sibuk oleh urusan dunia
kita sering terlena dengan kesenangan-kesenangan semata
Kita lupa hekekat hidup sebenarnya
Bahwa kita tak tahu kapan kita akan menemui sebuah kematian
Kematian bisa datang kapan saja tanpa rencana manusia
Hidup harus eling lan waspodo
Kita perlu ingat akan Pencipta Hidup Kita
Kita perlu ingat akan kemana hidup ini?
Kebaikan apa yang telah kita perbuat dalam hidup ini?
Semoga kita tetap dalam kebaikan di Jalan-Nya…
Amiin Ya Robbal Alamin…

Terimakasih Ayah

       Tak ada kata yang pantas terucap untukmu ayah, mungki engkau bukan orang terdekat, mungkin engkau juga bukan yang selalu berada di sampingku, saat aku bahagia, bersedih, hingga saat aku menteskan air mata. saat anak-anak pergi kesekolah berangkat bareng dengan ayahnya sekalian berangkat kerja, kita tidak pernah melalaukan itu karena ayah harus berangkat duluan sebelum matahari menampakkan cahayanya.
       saat anak-anak menunggu kepulangan ayahnya untuk bermain bersama, tidak denganku yang selalu terlelap saat menunggu kepulangan ayah yang begitu larut, aku rela menbayarnya dengan uang jajanku untuk bisa bermain dengan ayah.
       kita mungkin bukan pasangan yang baik, ayah sibuk dengan pekrjaan ayah, sedangkan aku sibuk bermain dengan khayalan-khayalanku.
       saat aku tumbuh besar, kita mulai punya waktu bersama, tapi bukan untuk bermain melainkan melakukan pekerjaan yang tidak aku inginkan. seolah ayah menindasku, sehimgga aku tidak suka sama ayah. aku membenci semua tentangmu, ayah memarahiku ketika aku melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan mau ayah. kau buat aku merasa lemah dengan ucapan-ucapan kasar ayah. ingin rasanya ayah segera tiada dari duniaku, mengakhiri semua penderitaan dalam kehidupanku.
       pernah sekali aku menyalahkan ayah atas apa yang terjadi dalam hidupku, kusadari kau menangis saat ku terbangun sejenak dari tidur lelapku. lama setelah itu kupandangi wajah ayah yang tertidur lelap, terbayang kerja keras yang ayah lakukan untuk membesrkanku, terbayang letih atas kerja keras yang ayhah lakukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhanku. seakan tak tau apa jadinya diri ini jika tanpa kehadiran ayah, tak ingin rasanya kehilangan ayah dari sisiku.
      kini aku telah dewasa, tumbuh menjadi pemuda mandiri yang tidak dapat melupakan kasih sayang keluarganya. ayah ajarkan aku menjadi orang yang siap menjalani kerasnya hidup tanpa melupakan kelembutan hati. ayah mengajarkan padaku bagaimana menjadi seorang yang kuat tanpa melupakan setiap orang punya kelemahan. ayah mengajarkan padaku untuk mencapai keberhasilan tanpa melupakan kalau setiap orang pasti mengalami kegagalan.ayah ajari aku berdiri dijalan yang penuh hanbatan dan rintangn, agar aku dapat menakhlukkan kerasnya kehidupan. ayah jadikan aku seorang pemimpin untuk memimpin diriku sendiri sebelum memdapatkan kesempatan untuk memimpin orang lain. dan yang jauh lebih penting dari semua itu adalah, ayah membuatku bangga dengan semua apa yang ayah lakukan padaku.
      Karena itulah aku selalu berdosa, "semoga Allah SWT mengampuni dan memberikan yang terbaik untukku" untuk setiap detak yang terjadi dalam detak jantung dan nadiku, hatiku berkata "TERIMA KASIH AYAH"

Makna sebuah kehidupan

Ternyata, dalam kehidupan ini, kita sebagai manusia seringkali melupakan atau bahkan tidak ambil pusing terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita.

Entah itu bersikap tidak perduli ataupun justru karena terlalu sibuk dengan urusan dan pekerjaan sehari-hari, kita tidak menyadari hal terpenting dari hidup kita sendiri. Hal besar yang justru menjadi begitu kecilnya, hingga kita tidak menyadari atau bahkan tidak menganggapnya ada.
Lalu, apakah hal tersebut? Ya, hal-hal yang sering terlewat oleh perhatian kita sebagai manusia yang terlalu disibukkan oleh aktifitas yang makin padat setiap detiknya. Misalnya saja sikap kasih. Kasih merupakan akar utama dari banyak hal perbuatan positif yang dapat kita berikan, tidak saja bagi orang terdekat kita, namun juga bagi banyak orang lain. Termasuk orang-orang yang kita juga tidak kenal secara pribadi.
Kasih menciptakan suatu titik dasar yakni sikap “peduli”. Sikap yang menjadi awal mula dari suatu perbuatan baik kita untuk orang-orang disekitar kita.
Nah, kesibukan inilah yang tanpa disadari justru menjauhkan diri kita sebagai manusia secara hakiki pada sikap “peduli” tadi.
Anda tidak perlu berfikir jauh. Banyak cara melakukan kepedulian. Banyak orang juga melakukan kepeduliannya dengan mengusung kepedulian terhadap anak-anak terlantar, penderita Aids, kelaparan, bencana alam, dan masih banyak lagi.
Tetapi, ada yang terlewatkan. Apakah Anda menyadarinya? Kasih tidak bermula dari sesuatu yang besar atau bercakupan luas. Kasih muncul dari cakupan terkecil yang maknanya ternyata sangat besar dalam kehidupan kita. Ya, benar, itu adalah keluarga. Dari keluarga, kasih akan menjalar mewarnai kehidupan dalam persahabatan kita, menjalar kembali dalam kehidupan pekerjaan kita, terus dan terus. Hingga kasih akan menjalar mewarnai sesuatu yang sifatnya lebih besar lagi bahkan bersifat global.
Bagaimana tidak? jika kita tidak dapat mengasihi orang terdekat, yakni keluarga kita sendiri, tidak akan mungkin kita dapat dikatakan mengasihi orang lain. Seringkali kita justru terlalu mengambil peduli yang baik pada keadaan dan keprihatinan terhadap sesama (orang lain) dan melewatkan keluarga kita sendiri. Bagaimana mungkin, kita dapat mengasihi secara tulus sesama kita dalam cakupan lebih luas lagi, jika kita tidak memiliki kasih yang besar pada orangtua kita, pada adik/kakak, pada anak, pada suami, pada istri, pada anggota keluarga lainnya. Disaat Anda mengatakan kepedulian Anda untuk para korban perang, para korban bencana-dan di waktu yang sama Anda sangat tidak mengasihi istri Anda, suami Anda, orang tua Anda atau anak Anda sendiri. Menurut saya pribadi, Anda tidaklah memiliki kasih sejati jika demikian. Menurut Anda?
Saya sendiri seringkali melewatkan atau bahkan tidak terpikirkan hal tersebut. Rasanya benci sekali terhadap suami saya, jika kami sedang bertengkar. Rasa menyebalkan sekali mendengarkan ocehan-ocehan, rengekan-rengekan orang tua atau mertua saya. Rasanya bosan banget terus terusan mendengarkan keluh kesah sahabat saya, yang dari waktu ke waktu permasalahannya itu-itu saja.
Tetapi pasti ada suatu peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, yang merupakan peringatan lembut dan sabar dari Tuhan. Sentuhan-sentuhan kecil yang dapat menyadarkan diri kita saat itu juga. Sentuhan-sentuhan lembut yang tidak akan mungkin kita rasakan jika kita tidak membuka hati kita secara jujur dan tulus.
Kemarin, saya disadarkan lagi melalui 2 momen sekaligus.
Momen yang pertama adalah ketika saya menghadiri misa mengenang wafat Isa Almasih-Jumat Agung di gereja. Tidak ada kasih yang lebih besar, dari kasih seseorang yang rela menyerahkan nyawa bagi para sahabatnya. Kasih sejati Allah yang luar biasa terhadap manusia yang tetap terus tidak pernah menyadari akan kasihNya yang besar. Manusia yang selalu lupa bersyukur-tenggelam dalam deretan keluhan dan protesnya terhadap kehidupan dunia yang tidak pernah dianggapnya indah.
Sedangkan momen yang kedua, adalah ketika siang harinya, seorang sahabat saya menelepon dan memberitakan kabar duka cita, bahwa ibunya dipanggil Tuhan saat itu juga. Inailahi…
Kaget bukan kepalang, setengah sadar dan tidak, saya turut merasakan rasa kehilangan yang sangat sahabat saya ini. Karena ibunda tercinta hanyalah tinggal satu-satunya orangtua yang ia miliki sejak ayahnya telah mendahului menghadap sang Pencipta bertahun silam.
Saya dan suami langsung berangkat ke rumah duka yang saat kami datang jenasahnya telah rapi terbungkus kain kafan diiringi dengan alunan syahdu penuh kidmad pengajian dan doa yang dipanjatkan seluruh keluarga dan sahabat. Tidurlah tenang, tante…dan selamat jalan…
Menjadi yatim piatu bukanlah keinginannya saat ini, dimana tiada lagi tempatnya berteduh-kasih murni dari orangtua terhadap anaknya. Walaupun ketika hidupnya, belum tentu kita dapat memaknainya sedalam ini.
Kasih dari orang terkasih dalam hidup yang terkadang baru kita rasakah besar maknanya setelah orang tersebut meninggalkan kita untuk selamanya. Tanpa sempat memberitahukannya, bahwa dari lubuk hati terdalam kita mencintai dan mengasihinya dengan segenap jiwa dan raga. Perasaan yang selalu tersumbat untuk dialirkan keluar saat orang tersebut masih ada di depan kita.
Dari uraian yang cukup panjang diatas, saya hanya ingin berbagi. Bahwa kita sebagai manusia seringkali terlupakan kasih yang paling dasar. Yang merupakan landasan, akar dan asal mula kasih di dunia ini. Tuhan yang maha kuasa adalah sumber kasih abadi, tidak akan pernah berkesudahan aliran sungai kasihNya menyegarkan dahaga kita. Dan, kasih pada orang-orang terdekat kita-keluarga kita sendiri.
Tunjukkanlah kasihmu saat ini juga, dengan bentuk sikap kepedulian kecil yang pasti memiliki nilai dan makna dasyat bagi orang yang menerimanya. Tunjukkan kepedulianmu pada para sahabatmu, teman-temanmu, dan orang-orang disekitarmu. Barulah dunia dapat merasakan kasih sejati yang kita tawarkan.